Memasuki waktu kerja rasa weekend nih Sobat Jago. Biasanya menjelang weekend begini, ritme kerja cenderung lebih lambat atau malah lebih cepat karena udah mau liburan? Yok semangat yok, biar kerjaan kelar jadi bisa libur dengan tenang. Ngomong-ngomong soal kerjaan, pernah gak sih Sobat Jago ngerasa capek banget berurusan dengan pekerjaan? Bukan karena pekerjaannya terasa berat tapi karena lingkungan kerja yang kurang kondusif jadi rasanya setiap harus berangkat ke tempat kerja seperti perjalanan menuju tempat penyiksaan. Terlalu lebay ya? Eh tapi serius deh, kalau Sobat Jago pernah merasa tidak berguna di tempat kerja, jangan buru-buru merasa kalau kalian tidak berhak untuk mendapatkan tempat kerja yang lebih baik atau semacamnya. Bisa jadi yang Sobat Jago hadapi adalah pelaku gaslighting.
Wah apa tuh gaslighting? Apakah seseorang yang suka membawa korek gas? Ternyata bukan Sobat Jago. Dikutip dari Ekrut, Gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis dimana pelaku memanipulasi informasi sedemikian rupa untuk membuat korban mempertanyakan tentang kewarasannya, ingatannya hingga persepsinya tentang suatu hal. Umumnya orang yang menjadi korban dari gaslighting ini akan dibuat cemas, bingung dan tidak bisa percaya pada diri mereka sendiri. Pasalnya, tujuan pelaku melakukan gaslighting adalah untuk mendapatkan kekuasaan atas diri korban.
Dilansir dari Psychology Today, istilah "gaslighting" merujuk pada perilaku pelecehan secara emosional. Pelaku gaslighting merancang perilaku yang sedemikian rupa untuk menanam benih keraguan diri pada korbannya. Perilaku manipulatif ini hampir mirip dengan istilah cuci otak. Hal ini karena korban bisa saja tidak menyadari karena telah menerima perilaku gaslighting terlalu sering dalam waktu lama sehingga mewajarkan hal tersebut.
Stephanie A. Sarkis, seorang psikiater di Child and Adolescent Counseling, mengatakan tindakan pelecehan psikis seperti gaslighting bisa terjadi disebabkan adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dan korban. Pelaku cenderung memanfaatkan sekaligus menunjukkan kewenangan yang mereka punya, dan bertujuan meruntuhkan kepercayaan diri korbannya. Di lingkungan kerja para pelaku gaslighting atau gaslighter ini dikenal cerdik dan umumnya memiliki posisi otoritas yang tinggi sehingga bisa mempengaruhi bawahannya.
Istilah gaslighting ini pertama kali dikenal publik melalui sebuah film berjudul Gaslight pada tahun 1944. Dalam film itu diceritakan ada seorang suami yang mencoba untuk memanipulasi istrinya dengan meyakinkan istrinya bahwa dia gila. Padahal ini dilakukan hanya untuk mendapatkan harta kekayaan dari keluarga istrinya. Namun, usaha sang suami itu gagal, dan istrinya tersadar telah dibohongi oleh suaminya selama ini. Dari sanalah kemudian istilah gaslighting ini dikenal dan sering digunakan.
Nah artikel kali ini kita bakal ngobrolin tentang gaslighting di tempat kerja dan gimana cara mengatasinya. Siapa tau berguna buat Sobat Jago yang lagi menghadapi situasi serupa.
Artikel ini dibuat untuk menyambut bulan kesadaran kesehatan mental yang diperingati di bulan Oktober.
Ini nih tanda pertama yang perlu diwaspadai kalau kamu sering merasa tidak berguna di tempat kerja dan terindikasi menjadi korban gaslighting dari atasanmu. Biasanya kan yang paling mungkin melakukan tindakan penyalahgunaan jabatan adalah orang yang memiliki kekuasaan karena apapun yang dikatakan bisa menentukan hidup seseorang.
Sebelum merasa bahwa saat ini kondisi yang dialami adalah bukti nyata dari korban pelaku gaslighting, sebaiknya Sobat Jago evaluasi diri dulu apakah sudah memberikan kinerja terbaik selama ini? Jika memang sudah memberikan kinerja terbaik tapi tetap selalu mendapatkan feedback negatif, fix, Sobat Jago sedang dalam situasi menjadi korban dari pelaku gaslighting. Biar makin yakin, coba deh tanya ke rekan kerja Sobat Jago apa benar performa kita seburuk seperti yang dikatakan oleh atasan, atau mereka merasa bahwa performamu baik-baik saja dan justru heran dengan feedback yang diberikan oleh atasanmu?
Kalau jawabannya yang pertama artinya tentu saja Sobat Jago perlu memperbaiki kinerja. Namun kalau ternyata jawabannya yang kedua, jangan biarkan hal tersebut terjadi terus-menerus. Lanjutkan membaca artikel ini untuk mengetahui cara terbaik untuk menghadapi pelaku gaslighting.
Senjata kedua yang sering digunakan pelaku gaslighting adalah menyebarkan gosip tentang dirimu. Biasanya indikasi ini muncul di kalangan rekan kerja yang iri dengan pencapaian yang sudah dilakukan sejauh ini. Biasanya pelaku gaslighting akan menyebarkan rumor yang bisa merusak reputasimu di belakangmu.
Kalau kamu menjadi korban pelaku gaslighting yang melakukan tindakan perusakan reputasi dengan gosip dan rumor tak berdasar, jangan dibiarkan ya. Pastikan kamu tau siapa sumber utamanya, dan Sobat Jago berhak untuk melakukan konfrontasi agar rekan kerja yang lainnya tau kalau dia adalah seorang pembohong.
Seorang gaslighter adalah manipulator ulung. Tidak heran kalau mereka bisa menghancurkan mental seseorang dengan tindakan manipulatif dan ucapan manipulatif. Termasuk di dalamnya adalah mengecilkan segala pencapaian yang sudah berhasil Sobat Jago dapatkan.
Seorang gaslighter tidak akan bahagia dan tenang hidupnya kalau menyaksikan kamu bahagia dan merasa bangga dengan pencapaianmu. Jadi semisal tadinya kamu merasa bangga sudah berhasil melaksanakan sebuah project dengan baik, gaslighter akan muncul dengan ucapan yang bertujuan untuk mengecilkan nilai dari pencapaian yang sudah Sobat Jago lakukan sehingga Sobat Jago tidak lagi merasa senang atau bangga atas pencapaian tersebut. Pernah mengalaminya?
Bentuk perilaku gaslighting selanjutnya yang marak terjadi di tempat kerja adalah berbohong dan menyerang balik yang mempertanyakan kebohongannya sehingga seolah-olah yang berhalusinasi adalah yang bertanya. Perilaku ini biasanya terjadi di antara bos dan karyawan atau bisa juga sesama rekan kerja meskipun mungkin tidak sesering frekuensi ditemukan kasus di antara bos dan karyawan.
Contohnya, bosmu mengatakan bahwa tenggat waktu untuk sebuah project adalah minggu depan. Ketika kamu sudah mengerjakan sesuai tenggat waktu, bosmu malah memberikan review kalau kamu tidak dapat mengerjakan project tepat waktu sebab tenggat waktu untuk project tersebut ternyata bukan minggu depan tapi minggu ini. Kamu tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya, dan ketika kamu mencoba mengonfirmasi hal tersebut ke atasanmu, atasanmu malah mengatakan kalau sejak awal dia sudah bilang kalau tenggat waktu penyelesaian project tersebut minggu ini dan menyerangmu balik dengan mengatakan kalau kamu sepertinya memang tidak kompeten dalam bekerja.
Sobat Jago jadi mulai meragukan diri sendiri dan mempertanyakan apakah selama ini berhalusinasi atau tidak, padahal memang atasanmu yang melakukan kebohongan untuk membuatmu terlihat buruk.
Idealnya seseorang yang memiliki peran atau keterlibatan dalam sebuah project harusnya diikutsertakan dalam setiap rapat yang berkaitan dengan project tersebut. Tapi kalau kamu sering tidak diikutsertakan dalam rapat padahal kamu memiliki peran dan keterlibatan dalam project tersebut, ini adalah indikasi kalau kamu sedang di-gaslighting. Coba deh cek, siapa sih penanggung jawab meeting tersebut. Kalau orangnya terus menerus sama, berarti besar kemungkinan orang tersebut pelakunya.
Gimana? Setelah membaca artikel ini apakah Sobat Jago merasa related? Atau jangan-jangan justru pernah menjadi pelaku gaslighting tanpa disadari? Wah, kalau justru pernah jadi pelaku gaslighting, sebaiknya tobat deh. Soalnya perilaku gaslighting termasuk perilaku abusive yang berbahaya terhadap mental korbannya. Jangan menambah daftar catatan dosa deh, kalau tanpa disadari pernah melakukan tindakan gaslighting, yok bisa yok kurang-kurangin kelakuannya.
Nah buat Sobat Jago yang merupakan korban dari tindakan gaslighting, pasti berat ya menjalani hidup di tempat kerja yang diisi dengan orang manipulatif seperti itu. Kalau Bang Jago boleh kasih sedikit wejangan yang kurang memotivasi, coba ambil jeda sedikit. Makin asik kalau sambil seruput Earl Grey Milk Tea atau Hojicha Lychee Tea di tempat ngopi terdekat alias cart Jago Coffee yang tersebar di area Cipete, Karet Kuningan, dan Pondok Pinang.
Selanjutnya coba berikan bukti konkret untuk melawan perilaku gaslighting yang kamu terima. Meskipun emang sulit sih kalau yang bertindak sudah atasan sendiri. Well, dia yang punya kekuasaan tertinggi dan bisa melakukan apa saja dengan kekuasaannya kan?
Kalau emang situasinya udah mentok, ya sebaiknya pertimbangkan opsi resign dari pekerjaanmu. Daripada terus makan hati dan bikin rendah diri karena bekerja di lingkungan yang tidak kondusif seperti itu terus menerus kan? Ingat Sobat Jago, kalian berharga dan berhak untuk mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari rekan kerja dan atasanmu secara profesional.
Dilansir dari Psychology Today, istilah "gaslighting" merujuk pada perilaku pelecehan secara emosional. Pelaku gaslighting merancang perilaku yang sedemikian rupa untuk menanam benih keraguan diri pada korbannya. Perilaku manipulatif ini hampir mirip dengan istilah cuci otak.
Memasuki waktu kerja rasa weekend nih Sobat Jago. Biasanya menjelang weekend begini, ritme kerja cenderung lebih lambat atau malah lebih cepat karena udah mau liburan? Yok semangat yok, biar kerjaan kelar jadi bisa libur dengan tenang. Ngomong-ngomong soal kerjaan, pernah gak sih Sobat Jago ngerasa capek banget berurusan dengan pekerjaan? Bukan karena pekerjaannya terasa berat tapi karena lingkungan kerja yang kurang kondusif jadi rasanya setiap harus berangkat ke tempat kerja seperti perjalanan menuju tempat penyiksaan. Terlalu lebay ya? Eh tapi serius deh, kalau Sobat Jago pernah merasa tidak berguna di tempat kerja, jangan buru-buru merasa kalau kalian tidak berhak untuk mendapatkan tempat kerja yang lebih baik atau semacamnya. Bisa jadi yang Sobat Jago hadapi adalah pelaku gaslighting.
Wah apa tuh gaslighting? Apakah seseorang yang suka membawa korek gas? Ternyata bukan Sobat Jago. Dikutip dari Ekrut, Gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis dimana pelaku memanipulasi informasi sedemikian rupa untuk membuat korban mempertanyakan tentang kewarasannya, ingatannya hingga persepsinya tentang suatu hal. Umumnya orang yang menjadi korban dari gaslighting ini akan dibuat cemas, bingung dan tidak bisa percaya pada diri mereka sendiri. Pasalnya, tujuan pelaku melakukan gaslighting adalah untuk mendapatkan kekuasaan atas diri korban.
Dilansir dari Psychology Today, istilah "gaslighting" merujuk pada perilaku pelecehan secara emosional. Pelaku gaslighting merancang perilaku yang sedemikian rupa untuk menanam benih keraguan diri pada korbannya. Perilaku manipulatif ini hampir mirip dengan istilah cuci otak. Hal ini karena korban bisa saja tidak menyadari karena telah menerima perilaku gaslighting terlalu sering dalam waktu lama sehingga mewajarkan hal tersebut.
Stephanie A. Sarkis, seorang psikiater di Child and Adolescent Counseling, mengatakan tindakan pelecehan psikis seperti gaslighting bisa terjadi disebabkan adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dan korban. Pelaku cenderung memanfaatkan sekaligus menunjukkan kewenangan yang mereka punya, dan bertujuan meruntuhkan kepercayaan diri korbannya. Di lingkungan kerja para pelaku gaslighting atau gaslighter ini dikenal cerdik dan umumnya memiliki posisi otoritas yang tinggi sehingga bisa mempengaruhi bawahannya.
Istilah gaslighting ini pertama kali dikenal publik melalui sebuah film berjudul Gaslight pada tahun 1944. Dalam film itu diceritakan ada seorang suami yang mencoba untuk memanipulasi istrinya dengan meyakinkan istrinya bahwa dia gila. Padahal ini dilakukan hanya untuk mendapatkan harta kekayaan dari keluarga istrinya. Namun, usaha sang suami itu gagal, dan istrinya tersadar telah dibohongi oleh suaminya selama ini. Dari sanalah kemudian istilah gaslighting ini dikenal dan sering digunakan.
Nah artikel kali ini kita bakal ngobrolin tentang gaslighting di tempat kerja dan gimana cara mengatasinya. Siapa tau berguna buat Sobat Jago yang lagi menghadapi situasi serupa.
Artikel ini dibuat untuk menyambut bulan kesadaran kesehatan mental yang diperingati di bulan Oktober.
Ini nih tanda pertama yang perlu diwaspadai kalau kamu sering merasa tidak berguna di tempat kerja dan terindikasi menjadi korban gaslighting dari atasanmu. Biasanya kan yang paling mungkin melakukan tindakan penyalahgunaan jabatan adalah orang yang memiliki kekuasaan karena apapun yang dikatakan bisa menentukan hidup seseorang.
Sebelum merasa bahwa saat ini kondisi yang dialami adalah bukti nyata dari korban pelaku gaslighting, sebaiknya Sobat Jago evaluasi diri dulu apakah sudah memberikan kinerja terbaik selama ini? Jika memang sudah memberikan kinerja terbaik tapi tetap selalu mendapatkan feedback negatif, fix, Sobat Jago sedang dalam situasi menjadi korban dari pelaku gaslighting. Biar makin yakin, coba deh tanya ke rekan kerja Sobat Jago apa benar performa kita seburuk seperti yang dikatakan oleh atasan, atau mereka merasa bahwa performamu baik-baik saja dan justru heran dengan feedback yang diberikan oleh atasanmu?
Kalau jawabannya yang pertama artinya tentu saja Sobat Jago perlu memperbaiki kinerja. Namun kalau ternyata jawabannya yang kedua, jangan biarkan hal tersebut terjadi terus-menerus. Lanjutkan membaca artikel ini untuk mengetahui cara terbaik untuk menghadapi pelaku gaslighting.
Senjata kedua yang sering digunakan pelaku gaslighting adalah menyebarkan gosip tentang dirimu. Biasanya indikasi ini muncul di kalangan rekan kerja yang iri dengan pencapaian yang sudah dilakukan sejauh ini. Biasanya pelaku gaslighting akan menyebarkan rumor yang bisa merusak reputasimu di belakangmu.
Kalau kamu menjadi korban pelaku gaslighting yang melakukan tindakan perusakan reputasi dengan gosip dan rumor tak berdasar, jangan dibiarkan ya. Pastikan kamu tau siapa sumber utamanya, dan Sobat Jago berhak untuk melakukan konfrontasi agar rekan kerja yang lainnya tau kalau dia adalah seorang pembohong.
Seorang gaslighter adalah manipulator ulung. Tidak heran kalau mereka bisa menghancurkan mental seseorang dengan tindakan manipulatif dan ucapan manipulatif. Termasuk di dalamnya adalah mengecilkan segala pencapaian yang sudah berhasil Sobat Jago dapatkan.
Seorang gaslighter tidak akan bahagia dan tenang hidupnya kalau menyaksikan kamu bahagia dan merasa bangga dengan pencapaianmu. Jadi semisal tadinya kamu merasa bangga sudah berhasil melaksanakan sebuah project dengan baik, gaslighter akan muncul dengan ucapan yang bertujuan untuk mengecilkan nilai dari pencapaian yang sudah Sobat Jago lakukan sehingga Sobat Jago tidak lagi merasa senang atau bangga atas pencapaian tersebut. Pernah mengalaminya?
Bentuk perilaku gaslighting selanjutnya yang marak terjadi di tempat kerja adalah berbohong dan menyerang balik yang mempertanyakan kebohongannya sehingga seolah-olah yang berhalusinasi adalah yang bertanya. Perilaku ini biasanya terjadi di antara bos dan karyawan atau bisa juga sesama rekan kerja meskipun mungkin tidak sesering frekuensi ditemukan kasus di antara bos dan karyawan.
Contohnya, bosmu mengatakan bahwa tenggat waktu untuk sebuah project adalah minggu depan. Ketika kamu sudah mengerjakan sesuai tenggat waktu, bosmu malah memberikan review kalau kamu tidak dapat mengerjakan project tepat waktu sebab tenggat waktu untuk project tersebut ternyata bukan minggu depan tapi minggu ini. Kamu tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya, dan ketika kamu mencoba mengonfirmasi hal tersebut ke atasanmu, atasanmu malah mengatakan kalau sejak awal dia sudah bilang kalau tenggat waktu penyelesaian project tersebut minggu ini dan menyerangmu balik dengan mengatakan kalau kamu sepertinya memang tidak kompeten dalam bekerja.
Sobat Jago jadi mulai meragukan diri sendiri dan mempertanyakan apakah selama ini berhalusinasi atau tidak, padahal memang atasanmu yang melakukan kebohongan untuk membuatmu terlihat buruk.
Idealnya seseorang yang memiliki peran atau keterlibatan dalam sebuah project harusnya diikutsertakan dalam setiap rapat yang berkaitan dengan project tersebut. Tapi kalau kamu sering tidak diikutsertakan dalam rapat padahal kamu memiliki peran dan keterlibatan dalam project tersebut, ini adalah indikasi kalau kamu sedang di-gaslighting. Coba deh cek, siapa sih penanggung jawab meeting tersebut. Kalau orangnya terus menerus sama, berarti besar kemungkinan orang tersebut pelakunya.
Gimana? Setelah membaca artikel ini apakah Sobat Jago merasa related? Atau jangan-jangan justru pernah menjadi pelaku gaslighting tanpa disadari? Wah, kalau justru pernah jadi pelaku gaslighting, sebaiknya tobat deh. Soalnya perilaku gaslighting termasuk perilaku abusive yang berbahaya terhadap mental korbannya. Jangan menambah daftar catatan dosa deh, kalau tanpa disadari pernah melakukan tindakan gaslighting, yok bisa yok kurang-kurangin kelakuannya.
Nah buat Sobat Jago yang merupakan korban dari tindakan gaslighting, pasti berat ya menjalani hidup di tempat kerja yang diisi dengan orang manipulatif seperti itu. Kalau Bang Jago boleh kasih sedikit wejangan yang kurang memotivasi, coba ambil jeda sedikit. Makin asik kalau sambil seruput Earl Grey Milk Tea atau Hojicha Lychee Tea di tempat ngopi terdekat alias cart Jago Coffee yang tersebar di area Cipete, Karet Kuningan, dan Pondok Pinang.
Selanjutnya coba berikan bukti konkret untuk melawan perilaku gaslighting yang kamu terima. Meskipun emang sulit sih kalau yang bertindak sudah atasan sendiri. Well, dia yang punya kekuasaan tertinggi dan bisa melakukan apa saja dengan kekuasaannya kan?
Kalau emang situasinya udah mentok, ya sebaiknya pertimbangkan opsi resign dari pekerjaanmu. Daripada terus makan hati dan bikin rendah diri karena bekerja di lingkungan yang tidak kondusif seperti itu terus menerus kan? Ingat Sobat Jago, kalian berharga dan berhak untuk mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari rekan kerja dan atasanmu secara profesional.
Receive the newest information & other fun stuff by subscribing our newsletter