Tujuh Tanda Depresi Karena Pekerjaan Yang Mungkin Jarang Disadari

December 6, 2022
written by:
Bang Jago

Halo Sobat Jago! Memasuki pengujung bulan Oktober nih, kita bahas sedikit tentang kesehatan mental yuk. Semoga artikel kali ini ngasih info baru buat Sobat Jago terutama yang lagi merasa gak berguna di tempat kerja. Topik bahasan kali ini adalah tentang tujuh tanda depresi karena pekerjaan yang mungkin jarang disadari.

Ngomongin soal depresi tuh emang gak ada abisnya ya. Soalnya gejalanya seringkali tidak terdeteksi. Korban depresi juga seringkali gak merasa kalau dia sedang depresi, yang dirasakan cuma ada yang salah sama dirinya tapi gak tau itu apa. Emang sih sebaiknya gak melakukan diagnosa diri terkait tentang depresi biar gak salah kaprah, sebaiknya tetep pergi ke psikolog untuk mengetahui diagnosa yang sebenarnya.

Artikel ini dibuat sebatas untuk kepentingan memberikan informasi ya Sobat Jago, dan dirangkum dari berbagai sumber. Jadi, kalau Sobat Jago ternyata menemukan beberapa tanda yang Bang Jago sebutkan dalam artikel ini ternyata sedang terjadi pada diri Sobat Jago, please, sebaiknya segera hubungi psikolog buat mendapatkan diagnosa yang sebenarnya. Jangan sampai nih nanti Instagram Bang Jago didemo sama Sobat Jago karena dianggap menyebarkan info yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Depresi menjadi permasalahan psikologis yang rentan menjangkiti manusia modern abad ini. WHO mengestimasikan bahwa 3,8% populasi secara global, atau sekitar 280 juta orang, mengidap depresi dan 5% orang dewasa serta 5,7% manula di seluruh dunia terkena depresi. Per tahun, setidaknya 700 ribu orang melakukan bunuh diri akibat depresi. Bagi kelompok usia 15 hingga 29 tahun, bunuh diri merupakan penyebab kematian terbanyak keempat.

Penyebab depresi bisa beragam, mulai dari faktor genetik, hormon, permasalahan keluarga, hingga pekerjaan. Menurut psikiater Rashmi Parmar, pertanda depresi akibat kerja seringkali tak disadari dan cenderung disalahartikan sebagai stress. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Jadi apa sih bedanya antara depresi kerja sama stres kerja? Nah ini dia rangkuman dari berbagai sumber yang sudah Bang Jago rangkum untuk Sobat Jago dalam rangka memperingati bulan kesadaran mental internasional yang diperingati di bulan Oktober.

Depresi dan stress ternyata dua hal yang berbeda loh Sobat Jago. Sepintas memang terlihat sama, namun faktanya dua hal ini sangat berbeda. Stress akibat kerja cenderung bersifat fluktuatif. Kadang muncul dan terkadang hilang, dan akan berangsur-angsur mereda kalau penyebab stressnya (stressor) perlahan-lahan menghilang.

Emang sih, stress kadang diiringi sama gejala lain, seperti gangguan kecemasan, sakit kepala, dan otot tubuh yang cenderung tegang, terlebih kepala. Tapi kalau penyebab stress hilang, maka gejala ini pun akan menghilang.

Depresi, di sisi lain, umumnya tak se-fluktuatif stress. Seringkali gejala dan pertanda yang muncul sebab depresi tak kunjung membaik, bahkan seringnya memburuk. Gangguan kecemasan, perasaan sedih, jenuh, dan “hampa”, serta kesan seolah tidak ada harapan (hopelessness dan powerlessness) kerap muncul pada depresi. Dan lagi, pengidap depresi seringnya semakin kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaannya. Namun, depresi memang sulit untuk dideteksi. Psikolog dan psikiater setidaknya membutuhkan lebih kurang dua minggu untuk melihat gejala awal depresi, bukan mendiagnosa bahwa pasien terkena depresi.

Udah tau dong sekarang bedanya stres kerja sama depresi kerja? Nah karena emang depresi ini ibaratnya roh halus yang keberadaannya kasat mata, gejalanya juga seringkali gak disadari. Menurut psikiater Rashmi Parmar setidaknya ada 7 pertanda depresi karena kerja yang cukup umum, namun kerap tak disadari.

Kecenderungan menarik diri dari orang lain

Menarik diri dari pergaulan dan orang lain ternyata adalah salah satu tanda depresi yang umumnya tidak disadari. Kecenderungan ini sendiri bisa berbentuk dalam tindakan yang beragam. Pertama, isolasi diri dari pergaulan tanpa sebab yang konkrit bisa jadi salah satunya. Kedua, eskapisme dan kebiasaan antisosial juga bisa menjadi salah satu tindakan yang diambil untuk menarik diri dari orang lain. Ketiga, kecenderungan untuk menutup diri baik secara verbal maupun non verbal juga menjadi pertanda menarik diri, dan banyak lagi.

Eh tapi bukan berarti semua yang menarik diri dari pergaulan atau orang lain berarti depresi ya Sobat Jago, Kalau emang dari awal orangnya tipe tertutup, ya itu berarti emang karakternya. Kecenderungan menarik diri dari orang lain bisa dikategorikan sebagai sebuah gejala awal depresi kalau itu terjadi pada orang yang sebelumnya tidak berlaku demikian namun menjadi berubah seiring berjalannya waktu.

Sering terlambat atau tidak masuk

Kalau ada temen kantor tiba-tiba jadi sering terlambat atau tidak masuk kerja, jangan terburu-buru untuk menghakiminya sebagai pekerja yang malas atau problematik ya SObat Jago. Bisa jadi perilaku tersebut ialah dampak dari depresi yang ia rasakan karena pekerjaannya. Keterlambatan di sini bisa berlaku pada banyak hal. Mulai dari terlambat masuk kerja, terlambat ikut rapat, atau terlambat dalam menyelesaikan tugas.

Pun, terkait tidak masuk kerja, biasanya alasan yang digunakan ialah sakit. Meskipun orang yang depresi cenderung lebih mudah sakit, namun terkadang izin sakit ini juga digunakan ketika mereka tidak sedang benar-benar “sakit.” Biasanya mereka menggunakan alasan ini ketika merasa overwhelmed dengan berbagai hal yang terjadi pada dan di sekitar mereka dalam beberapa waktu belakangan.

Produktivitas dan performa menurun

Penurunan produktivitas dan performa yang konstan, signifikan, serta berkepanjangan juga mengindikasikan adanya pertanda depresi kerja. Dalam hal ini, penurunan produktivitas bisa ditinjau baik dari kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan. Penurunan produktivitas bisa terjadi bukan hanya ketika beban kerja yang diberikan bertambah.

Sedangkan, dari sisi performa, pertanda yang umum muncul ialah lebih banyak kesalahan kerja yang dilakukan, baik kesalahan kecil ataupun besar. Selain itu, semakin sulit dalam berpikir, mengambil keputusan, serta berkonsentrasi juga menjadi salah satu pertanda seseorang sedang mengalami depresi kerja tanpa disadari.

Mudah lupa, penat, dan jenuh akan banyak hal

Sobat Jago pernah sulit untuk mengingat-ingat hal yang baru terjadi? Penat dan jenuh dengan hal-hal yang disukai? Kalau Sobat Jago menjawab iya, hal-hal di atas perlu diwaspadai karena bisa jadi salah satu pertanda depresi. Apalagi kalau hal tersebut terjadi berlarut-larut dan tak kunjung membaik. Misalnya seperti minim minat untuk melakukan hal-hal tertentu, baik di dalam maupun di luar pekerjaan.

Soalnya, depresi kerja sangat mungkin mempengaruhi seseorang dalam aktivitas sehari-harinya, termasuk hingga kehidupan personalnya. Bahkan, depresi ini bisa mengubah pandangan seseorang terhadap hidup, bahkan sampai di titik di mana hidup bisa dipandang tak lagi bermakna dan tak layak untuk dijalani. Dan hal-hal semacam ini menyerap tenaga sampai rasanya untuk melakukan aktivitas lain selain kerja pun kita tidak memiliki energi lagi. Yuk, jangan takut buat coba konsultasi ke psikolog ya kalau saat ini sedang merasakan fase ini Sobat Jago.

Perubahan penampilan dan kebiasaan yang mencolok

Depresi kerja dapat berkontribusi besar untuk mengubah penampilan dan kebiasaan seorang pekerja. Dari penampilan, bisa dilihat dari pandangan mata yang nampak hampa, raut muka yang nampak selalu lelah, serta adanya kantung mata. Pun, di beberapa kasus, peningkatan dan penurunan berat badan bisa jadi salah satu pertanda depresi. Sebagian orang kehilangan nafsu makan dan cenderung tidak makan ketika depresi.

Sebagian lainnya justru lebih banyak makan sebagai pelampiasan yang merupakan bentuk tindakan eskapis dari problematika yang dihadapinya. Dari kebiasaan, hal-hal kecil bisa jadi pertanda depresi yang muncul. Misalnya seperti kebiasan melamun, tidur di jam kerja, cara berjalan dan duduk, hingga hal-hal kecil lainnya yang mungkin tak seberapa disadari.

Mudah menjadi emosional dan tidak bisa membendungnya

Keadaan emosional seseorang ketika depresi seringkali tak stabil. Emosi-emosi seperti marah, cemas, dan sedih biasanya menjadi tak terbendung ketika depresi. Dan, dalam beberapa kasus, sangat mungkin bagi seseorang untuk tiba-tiba menangis hanya karena hal yang bisa dibilang cukup sepele atau bahkan tanpa sebab. Namun, di saat yang sama, sangat mungkin bagi seseorang untuk juga lumpuh secara emosional. Beberapa pengidap terkadang mendeskripsikan hal ini dengan kata “hampa” atau “kosong.”

Yang mungkin cukup menyulitkan ketika bekerja, perasaan emosional yang berlebih ini bisa saja muncul ketika tengah bekerja. Misalnya ketika rapat, berdiskusi dengan rekan atau klien, atau ketika menerima instruksi tugas baru dari atasan.

Rendahnya kepercayaan diri saat mengerjakan tugas

Pertanda umum yang terakhir ialah rendahnya kepercayaan diri ketika mengerjakan tugas-tugas kerja atau proyek tertentu. Bentuk aktualisasi dari rendahnya kepercayaan diri ini biasanya berupa tindakan menyalahkan dan meremehkan kualifikasi diri sendiri, overthinking satu aspek pekerjaan tertentu, atau bahkan prokrastinasi. Selain berimbas pada performa dan produktivitas tim atau individu, hal ini juga berdampak buruk pada diri sendiri.

Semakin larut hal ini dibiarkan, maka justru individu tersebut akan semakin terkonsumsi oleh pemikiran negatifnya sendiri terhadap apa yang ia kerjakan. Parahnya kalau hal semacam ini menjadi wishful thinking, yang mana sangat mungkin untuk memperburuk keadaan depresinya akibat kerja.

Kalau Sobat Jago saat ini sedang mengalami satu atau beberapa gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya jangan disimpan sendiri ya. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional supaya kalian bisa kembali pulih. Kalau butuh temen curhat, DM aja Instagram @JagoID. Bang Jago siap sedia menampung segala macam curhatan, biar Sobat Jago bisa sedikit lega. Siapa tau nanti malah Bang Jago kirimin Kopi Susu Jago atau Kopi Susu Jago 500 ml gratis. Apa sih yang gak buat Sobat Jago.

Tujuh Tanda Depresi Karena Pekerjaan Yang Mungkin Jarang Disadari

Depresi dan stress ternyata dua hal yang berbeda loh Sobat Jago. Sepintas memang terlihat sama, namun faktanya dua hal ini sangat berbeda. Stress akibat kerja cenderung bersifat fluktuatif. Kadang muncul dan terkadang hilang, dan akan berangsur-angsur mereda kalau penyebab stressnya (stressor) perlahan-lahan menghilang.

Bang Jago
October 28, 2022

Halo Sobat Jago! Memasuki pengujung bulan Oktober nih, kita bahas sedikit tentang kesehatan mental yuk. Semoga artikel kali ini ngasih info baru buat Sobat Jago terutama yang lagi merasa gak berguna di tempat kerja. Topik bahasan kali ini adalah tentang tujuh tanda depresi karena pekerjaan yang mungkin jarang disadari.

Ngomongin soal depresi tuh emang gak ada abisnya ya. Soalnya gejalanya seringkali tidak terdeteksi. Korban depresi juga seringkali gak merasa kalau dia sedang depresi, yang dirasakan cuma ada yang salah sama dirinya tapi gak tau itu apa. Emang sih sebaiknya gak melakukan diagnosa diri terkait tentang depresi biar gak salah kaprah, sebaiknya tetep pergi ke psikolog untuk mengetahui diagnosa yang sebenarnya.

Artikel ini dibuat sebatas untuk kepentingan memberikan informasi ya Sobat Jago, dan dirangkum dari berbagai sumber. Jadi, kalau Sobat Jago ternyata menemukan beberapa tanda yang Bang Jago sebutkan dalam artikel ini ternyata sedang terjadi pada diri Sobat Jago, please, sebaiknya segera hubungi psikolog buat mendapatkan diagnosa yang sebenarnya. Jangan sampai nih nanti Instagram Bang Jago didemo sama Sobat Jago karena dianggap menyebarkan info yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Depresi menjadi permasalahan psikologis yang rentan menjangkiti manusia modern abad ini. WHO mengestimasikan bahwa 3,8% populasi secara global, atau sekitar 280 juta orang, mengidap depresi dan 5% orang dewasa serta 5,7% manula di seluruh dunia terkena depresi. Per tahun, setidaknya 700 ribu orang melakukan bunuh diri akibat depresi. Bagi kelompok usia 15 hingga 29 tahun, bunuh diri merupakan penyebab kematian terbanyak keempat.

Penyebab depresi bisa beragam, mulai dari faktor genetik, hormon, permasalahan keluarga, hingga pekerjaan. Menurut psikiater Rashmi Parmar, pertanda depresi akibat kerja seringkali tak disadari dan cenderung disalahartikan sebagai stress. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Jadi apa sih bedanya antara depresi kerja sama stres kerja? Nah ini dia rangkuman dari berbagai sumber yang sudah Bang Jago rangkum untuk Sobat Jago dalam rangka memperingati bulan kesadaran mental internasional yang diperingati di bulan Oktober.

Depresi dan stress ternyata dua hal yang berbeda loh Sobat Jago. Sepintas memang terlihat sama, namun faktanya dua hal ini sangat berbeda. Stress akibat kerja cenderung bersifat fluktuatif. Kadang muncul dan terkadang hilang, dan akan berangsur-angsur mereda kalau penyebab stressnya (stressor) perlahan-lahan menghilang.

Emang sih, stress kadang diiringi sama gejala lain, seperti gangguan kecemasan, sakit kepala, dan otot tubuh yang cenderung tegang, terlebih kepala. Tapi kalau penyebab stress hilang, maka gejala ini pun akan menghilang.

Depresi, di sisi lain, umumnya tak se-fluktuatif stress. Seringkali gejala dan pertanda yang muncul sebab depresi tak kunjung membaik, bahkan seringnya memburuk. Gangguan kecemasan, perasaan sedih, jenuh, dan “hampa”, serta kesan seolah tidak ada harapan (hopelessness dan powerlessness) kerap muncul pada depresi. Dan lagi, pengidap depresi seringnya semakin kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaannya. Namun, depresi memang sulit untuk dideteksi. Psikolog dan psikiater setidaknya membutuhkan lebih kurang dua minggu untuk melihat gejala awal depresi, bukan mendiagnosa bahwa pasien terkena depresi.

Udah tau dong sekarang bedanya stres kerja sama depresi kerja? Nah karena emang depresi ini ibaratnya roh halus yang keberadaannya kasat mata, gejalanya juga seringkali gak disadari. Menurut psikiater Rashmi Parmar setidaknya ada 7 pertanda depresi karena kerja yang cukup umum, namun kerap tak disadari.

Kecenderungan menarik diri dari orang lain

Menarik diri dari pergaulan dan orang lain ternyata adalah salah satu tanda depresi yang umumnya tidak disadari. Kecenderungan ini sendiri bisa berbentuk dalam tindakan yang beragam. Pertama, isolasi diri dari pergaulan tanpa sebab yang konkrit bisa jadi salah satunya. Kedua, eskapisme dan kebiasaan antisosial juga bisa menjadi salah satu tindakan yang diambil untuk menarik diri dari orang lain. Ketiga, kecenderungan untuk menutup diri baik secara verbal maupun non verbal juga menjadi pertanda menarik diri, dan banyak lagi.

Eh tapi bukan berarti semua yang menarik diri dari pergaulan atau orang lain berarti depresi ya Sobat Jago, Kalau emang dari awal orangnya tipe tertutup, ya itu berarti emang karakternya. Kecenderungan menarik diri dari orang lain bisa dikategorikan sebagai sebuah gejala awal depresi kalau itu terjadi pada orang yang sebelumnya tidak berlaku demikian namun menjadi berubah seiring berjalannya waktu.

Sering terlambat atau tidak masuk

Kalau ada temen kantor tiba-tiba jadi sering terlambat atau tidak masuk kerja, jangan terburu-buru untuk menghakiminya sebagai pekerja yang malas atau problematik ya SObat Jago. Bisa jadi perilaku tersebut ialah dampak dari depresi yang ia rasakan karena pekerjaannya. Keterlambatan di sini bisa berlaku pada banyak hal. Mulai dari terlambat masuk kerja, terlambat ikut rapat, atau terlambat dalam menyelesaikan tugas.

Pun, terkait tidak masuk kerja, biasanya alasan yang digunakan ialah sakit. Meskipun orang yang depresi cenderung lebih mudah sakit, namun terkadang izin sakit ini juga digunakan ketika mereka tidak sedang benar-benar “sakit.” Biasanya mereka menggunakan alasan ini ketika merasa overwhelmed dengan berbagai hal yang terjadi pada dan di sekitar mereka dalam beberapa waktu belakangan.

Produktivitas dan performa menurun

Penurunan produktivitas dan performa yang konstan, signifikan, serta berkepanjangan juga mengindikasikan adanya pertanda depresi kerja. Dalam hal ini, penurunan produktivitas bisa ditinjau baik dari kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan. Penurunan produktivitas bisa terjadi bukan hanya ketika beban kerja yang diberikan bertambah.

Sedangkan, dari sisi performa, pertanda yang umum muncul ialah lebih banyak kesalahan kerja yang dilakukan, baik kesalahan kecil ataupun besar. Selain itu, semakin sulit dalam berpikir, mengambil keputusan, serta berkonsentrasi juga menjadi salah satu pertanda seseorang sedang mengalami depresi kerja tanpa disadari.

Mudah lupa, penat, dan jenuh akan banyak hal

Sobat Jago pernah sulit untuk mengingat-ingat hal yang baru terjadi? Penat dan jenuh dengan hal-hal yang disukai? Kalau Sobat Jago menjawab iya, hal-hal di atas perlu diwaspadai karena bisa jadi salah satu pertanda depresi. Apalagi kalau hal tersebut terjadi berlarut-larut dan tak kunjung membaik. Misalnya seperti minim minat untuk melakukan hal-hal tertentu, baik di dalam maupun di luar pekerjaan.

Soalnya, depresi kerja sangat mungkin mempengaruhi seseorang dalam aktivitas sehari-harinya, termasuk hingga kehidupan personalnya. Bahkan, depresi ini bisa mengubah pandangan seseorang terhadap hidup, bahkan sampai di titik di mana hidup bisa dipandang tak lagi bermakna dan tak layak untuk dijalani. Dan hal-hal semacam ini menyerap tenaga sampai rasanya untuk melakukan aktivitas lain selain kerja pun kita tidak memiliki energi lagi. Yuk, jangan takut buat coba konsultasi ke psikolog ya kalau saat ini sedang merasakan fase ini Sobat Jago.

Perubahan penampilan dan kebiasaan yang mencolok

Depresi kerja dapat berkontribusi besar untuk mengubah penampilan dan kebiasaan seorang pekerja. Dari penampilan, bisa dilihat dari pandangan mata yang nampak hampa, raut muka yang nampak selalu lelah, serta adanya kantung mata. Pun, di beberapa kasus, peningkatan dan penurunan berat badan bisa jadi salah satu pertanda depresi. Sebagian orang kehilangan nafsu makan dan cenderung tidak makan ketika depresi.

Sebagian lainnya justru lebih banyak makan sebagai pelampiasan yang merupakan bentuk tindakan eskapis dari problematika yang dihadapinya. Dari kebiasaan, hal-hal kecil bisa jadi pertanda depresi yang muncul. Misalnya seperti kebiasan melamun, tidur di jam kerja, cara berjalan dan duduk, hingga hal-hal kecil lainnya yang mungkin tak seberapa disadari.

Mudah menjadi emosional dan tidak bisa membendungnya

Keadaan emosional seseorang ketika depresi seringkali tak stabil. Emosi-emosi seperti marah, cemas, dan sedih biasanya menjadi tak terbendung ketika depresi. Dan, dalam beberapa kasus, sangat mungkin bagi seseorang untuk tiba-tiba menangis hanya karena hal yang bisa dibilang cukup sepele atau bahkan tanpa sebab. Namun, di saat yang sama, sangat mungkin bagi seseorang untuk juga lumpuh secara emosional. Beberapa pengidap terkadang mendeskripsikan hal ini dengan kata “hampa” atau “kosong.”

Yang mungkin cukup menyulitkan ketika bekerja, perasaan emosional yang berlebih ini bisa saja muncul ketika tengah bekerja. Misalnya ketika rapat, berdiskusi dengan rekan atau klien, atau ketika menerima instruksi tugas baru dari atasan.

Rendahnya kepercayaan diri saat mengerjakan tugas

Pertanda umum yang terakhir ialah rendahnya kepercayaan diri ketika mengerjakan tugas-tugas kerja atau proyek tertentu. Bentuk aktualisasi dari rendahnya kepercayaan diri ini biasanya berupa tindakan menyalahkan dan meremehkan kualifikasi diri sendiri, overthinking satu aspek pekerjaan tertentu, atau bahkan prokrastinasi. Selain berimbas pada performa dan produktivitas tim atau individu, hal ini juga berdampak buruk pada diri sendiri.

Semakin larut hal ini dibiarkan, maka justru individu tersebut akan semakin terkonsumsi oleh pemikiran negatifnya sendiri terhadap apa yang ia kerjakan. Parahnya kalau hal semacam ini menjadi wishful thinking, yang mana sangat mungkin untuk memperburuk keadaan depresinya akibat kerja.

Kalau Sobat Jago saat ini sedang mengalami satu atau beberapa gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya jangan disimpan sendiri ya. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional supaya kalian bisa kembali pulih. Kalau butuh temen curhat, DM aja Instagram @JagoID. Bang Jago siap sedia menampung segala macam curhatan, biar Sobat Jago bisa sedikit lega. Siapa tau nanti malah Bang Jago kirimin Kopi Susu Jago atau Kopi Susu Jago 500 ml gratis. Apa sih yang gak buat Sobat Jago.

LET’S GET CLOSER TO BANG JAGO!

Receive the newest information & other fun stuff by subscribing our newsletter

By filling this form you'll receive occasional cool news about us.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.